Dalam mekanisme kepemimpinannya Presiden
harus bertanggung jawab kepada MPR dimana MPR adalah sebuah badan yang dipilih
dari Rakyat. Sehingga secara hirarki seharusnya rakyat adalah pemegang
kepemimpinan negara melalui mekanisme perwakilan yang dipilih dalam pemilu.
Indonesia sempat mengalami masa demokrasi singkat pada tahun 1956 ketika untuk
pertama kalinya diselenggarakan pemilu bebas di indonesia, sampai kemudian
Presiden Soekarno menyatakan demokrasi terpimpin sebagai pilihan sistem
pemerintahan. Setelah mengalami masa Demokrasi Pancasila, sebuah demokrasi semu
yang diciptakan untuk melanggengkan kekuasaan Soeharto, Indonesia kembali masuk
kedalam alam demokrasi pada tahun 1998 ketika pemerintahan junta militer
Soeharto tumbang. Pemilu demokratis kedua bagi Indonesia terselenggara pada
tahun 1999 yang menempatkan Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan sebagai
pemenang Pemilu.
Tumbangnya Orde Baru pada tanggal 21 Mei
1998, adalah momentum pergantian kekuasaan yang sangat revolusioner dan
bersejarah di negara ini. Dan pada tanggal 5 Juli 2004, terjadilah sebuah
pergantian kekuasaan lewat Pemilu Presiden putaran pertama. Pemilu ini mewarnai
sejarah baru Indonesia, karena untuk pertama kali masyarakat memilih secara
langsung presidennya. Sebagai bangsa yang besar tentu kita harus banyak
menggali makna dari sejarah.
Hari Kamis, 21 Mei 1998, dalam pidatonya di
Istana Negara Presiden Soeharto akhirnya bersedia mengundurkan diri atau lebih
tepatnya dengan bahasa politis ia menyatakan “berhenti sebagai presiden
Indonesia”. Momentum lengser keprabon-nya Raja Indonesia yang telah bertahta
selama 32 tahun ini tentu sangat mengejutkan berbagai pihak. Karena sehari
sebelumnya ia sudah berniat akan segera membentuk Kabinet Reformasi. Setelah
melalui saat-saat yang menegangkan, akhirnya rezim yang begitu kokoh dan
mengakar ini berhasil ditumbangkan. Gerakan mahasiswa sekali lagi menjadi
kekuatan terpenting dalam proses perubahan ini. Sebuah perubahan yang telah
memakan begitu banyak korban, baik korban harta maupun nyawa. Kontan saja
mahasiswa kala itu langsung bersorak-sorai, menangis gembira, dan bersujud
syukur atas keberhasilan perjuangannya menumbangkan rezim Orde Baru.
Setelah tumbangnya Orde Baru tibalah
detik-detik terbukanya pintu reformasi yang telah begitu lama dinanti. Secercah
harapan berbaur kecemasan mengawali dibukanya jendela demokrasi yang selama
tiga dasawarsa telah ditutup oleh pengapnya otoritarianisme Orde Baru. Momentum
ini menjadi penanda akan dimulainya transisi demokrasi yang diharapkan mampu
menata kembali indahnya taman Indonesia. Pada hari-hari selanjutnya kata
“reformasi” meskipun tanpa ada kesepakatan tertulis menjadi jargon utama yang
menjiwai ruh para pejuang pro-demokrasi. Selang tiga tahun pasca turunnya
Soeharto dari tahun 1998 sampai 2000, telah terjadi tiga kali pergantian rezim
yang memunculkan nama-nama:Habibie, Gus Dur, dan Megawati sebagai presiden
Republik Indonesia. Dan duduknya ketiga presiden baru tersebut, juga diwarnai
dengan perjuangan yang sengit dan tak kalah revolusioner. Lagi-lagi untuk
kesekian kalinya mahasiswa menjadi avant guard yang Mendobrak perubahan
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar