Al kahfi 16-27
Dan apabila kamu meninggalkan mereka
beserta apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke
dalam gua itu, niscaya Rabb kalian akan melimpahkan sebagian RahmatNya kepada
kalian dan menyediakan sesuatu yang berguna bagi kalian dalam urusan kalian,
lafal mirfaqan dapat dibaca marfiqan artinya apa-apa yang menjadi keperluan
kalian berupa makan siang dan makan malam.17. Dan kamu akan melihat matahari
ketika terbit, condong. Lafal Tazaawaru dapat dibaca dengan memakai tasydid
atau takhfif, artinya melencang, dari gua mereka (ke sebelah kanan) ke arah
sebelah kanan dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri
yakni membiarkan mereka dan melewati mereka hingga sinar matahari sama sekali
tidak melewati mereka sedangkan mereka berada di tempat yang luas dalam gua
itu, yakni gua yang luas sehingga mereka mendapatkan angin yang segar lagi
menyejukan. Itu yakni hal yang telah disebutkan adalah sebagian tanda-tanda
Allah, bukti-bukti yang menunjukan akan kekuasaanNya. Barang siapa yang diberi
petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk dan barang siapa yang
disesatkanNya maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat
memberi petunjuk kepadanya. 18. Dan kamu akan mengira mereka itu seandainya
kamu melihat mereka adalah orang-orang yang bangun yakni tidak tidur, karena
mata mereka terbuka. Lafal Ayqaazhan adalah bentuk jamak dari lafal tunggal
yaqhizhun (padahal mereka adalah orang-orang yang tidur) lafal Ruquudun adalah
jamak dari lafal raqidun (dan kami bolak-balikan mereka ke kanan dan ke kiri)
supaya daging mereka tidak dimakan oleh tanah, sedangkan anjing mereka
mengunjurkan kedua lengannya kedua kaki depannya di muka pintu gua ke luar
mulut gua itu, dan apabila mereka membalikan badannya, maka anjing itu pun
berbuat yang sama, ia pun sama tidur dengan mereka walaupun matanya terbuka.
Dan jika kamu menyaksikan mereka maka tentulah kamu akan berpaling dari mereka
dengan melarikan diri dan tentulah hati kamu akan dipenuhi. Lafal muli’ta dapat
dibaca mulli’ta (dengan ketakutan terhadap mereka) lafal Ru’ban dapat pula
dibaca ru’uban; Allah memelihara mereka dengan menimpakan rasa takut kepada
setiap orang yang yang hendak memasuki gua tempat mereka, hingga mereka
terpelihara dengan aman. 19. Dan demikianlah yang telah kami perbuat dengan
Ashabul kahfi, seperti yang telah kami sebutkan tadi (kami bangunkan mereka,
kami bangkitkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri
tenang keadaan mereka dan lamnya mereka menetap di dalam gua itu berkatalah
seorang di antara mereka ,
“sudah berapa lamakah kalian tinggal disini?”.
Mereka menjawab,“Kita berada disini sehari
atau setengah hari”
sebab
mereka memasuki gua ketika matahari mulai terbit, dan mereka bangun sewaktu
matahari terbenam, maka oleh karena itu, mereka menduga bahwa saat itu adalah
terbenamnya matahari, kemudian berkata sebagian yang lainnya lagi seraya
menyerahkan pengetahuan hal tersebut kepada Allah (Rabb kalian lebih mengetahui
berapa lamanya kalian berada disini, maka suruhlah seorang di antara kalian
dengan membawa uang perak ini. Lafal wariqikum artinya uang perak ini. Pergi ke
kota menurut pendapat lain dikatakan bahwa kota tersebut yang sekarang
dinamakan Tharasus. Dan hendaklah dia melihat makanan yang lebih baik, artinya
manakah yang makanan di kota yang paling halal maka hendaklah dia membawa
makanan itu untuk kalian, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah
sekali-kali menceritakan kalian kepada seorangpun. 20. Sesungguhnya jika mereka
dapat mengetahui tempat kalian, niscaya mereka akan melempar kalian dengan
batu, niscaya mereka akan membunuh kalian dengan lemparan batu atau memaksa
kalian kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kalian tidak akan
beruntung yakni jika kalian kembali ke agama mereka selama-lamanya. 21. Dan
demikianlah sebagaimana kami bangunkan mereka kami memperlihatkan kepada mereka
yakni kaum Ashabul kahfi dan kaum mukminin pada umumnya agar mereka mengetahui,
artinya khusus bagi Ashabul kahfi bahwa janji Allah yaitu adanya hari
berbangkit benar dengan kesimpulan, bahwa Allah yang maha kuasa mematikan
mereka dengan masa yang sangat lama, kemudian mereka tetap utuh sekalipun tanpa
makan dan minum, maka Dia maha kuasa pula untuk menghidupkan orang-orang yang
telah mati dan bahwa keatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika,
lafal Idz ini menjadi maf’ul daripada lafal A’tsarna (orang-orang itu
berselisih) orang-orang mukmin dan orang-orang kafir tentang urusan mereka
maksudnya mengenai perkara para pemuda itu dalam hal bangunan yang akan
didirikan disekitar tempat Ashabul kahfi itu, orang-orang berkata yakni
orang-orang kafir dirikanlah di atas gua mereka, disekitar tempat mereka sebuah
bangunan untuk menutupi mereka (Rabb mereka lebih mengetahui tentang mereka.
Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata), yang dimaksud adalah
yang menguasai para pemuda tersebut, yaitu orang-orang yang beriman,
(“Sesungguhnya kami akan mendirikan di atasnya)yakni di sekitarnya sebuah rumah
peribadatan”. Tempat orang-orang melakukan Shalat akhirnya dibuatlah sebuah
rumah peribadatan di pintu gua tersebut. 22. Nanti mereka akan mengatakan yaitu
orang-orang yang berselisih pendapat di zaman nabi SAW. Tentang bilangan para
pemuda itu. Atau dengan kata lain sebagian diantara mereka mengatakan bahwa
jumlah mereka ada tiga orang yang keempat adalah anjingnya dan yang lain
mengatakan sebagian yang lain mengatakan lima orang dan yang keenam adalah
anjingnya kedua pendapat itu dikatakan oleh orang-orang nasrani dari najran
sebagai terkaan terhadap barang yang gaib hanya berlandaskan dugaan belaka
tanpa bukti yang nyata; kedua pendapat itu hanya main terka saja. Lafal Rajman
dinashabkan karena menjadi maf’ul lah artinya sebagai terkaan mereka terhadap
barang yang gaib dan yang lain mengatakan yakni orang-orang mukmin jumlah
mereka tujuh orang dan yang ke delapan adalah anjingnya. Jumlah ayat ini
menjadi mubtada’ sedangkan khabarnya adalah lafal sab’atun dengan ditambahi
huruf wawu sesudahnya.menurut pendapat yang lain, berkedudukan menjadi taukid,
atau menunjukan menempelnya sifat kepada maushufnya. Dan sifatnya kedua
pendapat yang tadi dengan istilah Ar-rajmi yang berarti terkaan, berbeda
pendapat yang ketiga sekarang ini adalah pendapat yang shahih dan dibenarkan
(katakanlah. “Rabbku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang lebih
mengetahui jumlah mereka kecuali sedikit”) sahabat ibnu Abbas r.a mengatakan
“saya adalah seorang daripada orang-orang yang sedikit itu.” Selanjutnya ia
mengatakan bahwa jumlah mereka ada tujuh orang. Karena itu janganlah kalian
bertengkar yakni memperdebatkan tentang hal mereka kecuali pertengkaran yang
lahir saja, daripada sebagian apa yang diturunkan kepadamu dan janganlah kamu
menanyakan tentangnya maksudnya kamu meminta penjelasan tentang Ashabul kahfi
itu dari mereka mempertanyakan kepada sebagian daripada orang-orang ahli kitab,
yaitu orang-orang yahudi seseorang pun pada suatu ketika penduduk makkah menanyakan
kisah Ashabu kahfi itu, lalu Nabi Saw menjawab “saya akan menceritakannya
besok-besok” tanpa memakai kata Insya Allah maka turunlah firman-Nya 23. Dan
janganlah kamu sekali-kali mengatakan terhadap sesuatu tentang sesuatu
Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi lafal Ghadan artinya masa mendatang. 24.
Kecuali menyebut Insya Allah artinya mengecualikan dengan menggantungkan hal
tersebut kepada kehendak Allah, seumpama kamu mengatakan Insya Allah dan ingatlah
kepada Rabbmu yaitu kepada kehendakNya jika kamu lupa ini berarti jika kamu
ingat sesudah kehendakNya sesudah lupa, sama dengan ingat kehendakNya sewaktu
mengatakan hal tersebut. Hasan dan lain-lainnya mengatakan “selagi seseorang
masih ada dalam majelisnya” dan katakanlah,”mudah-mudahan Rabbku akan memberiku
petunjuk kepada yang lebih dekat daripada ini yaitu berita tentang Ashabul
kahfi untuk menunjukan kebenaran kenabianku kebenarannya yakni petunjuk yang
lebih benar, dan Allah memang memperkenankan hal tersebut,. 25. Dan mereka
tinggal di dalam gua selama tiga ratus tahun. Lafal mi’atin dibaca dengan
memakai harakat tanwin pada akhirnya berkedudukan sebagai athaf bayan yang
dikaitkan dengan lafal tsalatsu mi’atin. Perhitungan ini berdasarkan hisab yang
berlaku dikalangan Ashabul Kahfi, yaitu berdasarkan hitungan syamsiyah. Dan
bila menurut hisab tahun qamriyah berdasarkan yang dilakukan kalangan orang
arab, maka akan mertambah sembilan tahun, dan hal ini disebutkan dalam firman
selanjutnya yakni ditambah sembilan tahun, yakni 300 syamsiyah=309 qamariyah.
26. Katakanlah Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal di gua daripada
orang-orang yang berselisih pendapat tentangnya, sebagaimana yang telah
disebutkan tadi, kepunyyan-Nyalah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi.
Ilmu kesemuanya berada pada_Nya. Alangkah terang penglihatan-Nya. Penglihatan
Allah, lafal abshar adalah sighat ta’ajub dan alangkah tajam pendengaranNya,
pendengaran Allah , demikian pula lafal Asmi’ bihi sama dengan lafal maa
asma’hu, dan yang sebelumnya sama dengan lafal maa absharahu, keduanya
merupakan ungkapan secara majaz, makna yang dimaksud adalah bahwa tiada
sesuatupun yang tidak diketahui oleh penglihatan dan pendengaran Allah SWT.
Tidak ada bagi mereka bagi semua penduduk langit dan bumi seorang pelindungpun
selain dari pada-Nya seorang yang dapat menolong dan Dia tidak mengambil
seorangpun menjadi sekutuNya dalam menetapkan keputusan karena sesungguhnya dia
tidak membutuhkan adanya sesuatu. 27. Dan bacakanlah apa yang diwahyukan
kepadamu, yaitu kitab Rabb-Mu. Tidak ada seorangpun mengubah
kalimat-kalimat-Nya dan engkau tidak mendapat perlindungan selain
perlindunganNya.
Bisa
jadi, umur seseorang panjang, namun sedikit manfaatnya, dan bisa jadi umur
seseorang pendek, namun banyak manfaatnya. Terkadang, Anda mendapati seseorang
yang hidup puluhan tahun, namun tidak ada manfaatnya yang diberikan kepada
orang lain, atau sedikit sekali amal ibadahnya kepada Allah SWT. Alangkah
ruginya orang seprti ini. Ia diberikan kesempatan hidup yang lama dan panjang untuk
meraup pahala yang banyak, namun ia justru menyia-nyiakannya dan tidak
mempergunakannya baik-baik. Ada juga di antara manusia yang umurnya bisa
dikatakan pendek, namun manfaat yang diberikannya kepada orang lain sungguh
luar biasa. Orang seperti ini akan terus diabadikan oleh sejarah dan tidak akan
terlupakan. Usia sejarahnya lebih panjang dari usia biologisnya. Cobalah anda
perhatikan para rasul, nabi, shalihin dan ‘ulama. Banyak diantara mereka yang
meninggal ketika usia muda namun nama mereka terus dikenang sampai saat ini.
Umur mereka masih terus dikenang sampai saat ini.
Faryf_Phys14 sabtu, 08-08-15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar