Selasa, 17 November 2015

Al-Kahfi 16-27

Al kahfi 16-27
            Dan apabila kamu meninggalkan mereka beserta apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Rabb kalian akan melimpahkan sebagian RahmatNya kepada kalian dan menyediakan sesuatu yang berguna bagi kalian dalam urusan kalian, lafal mirfaqan dapat dibaca marfiqan artinya apa-apa yang menjadi keperluan kalian berupa makan siang dan makan malam.17. Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong. Lafal Tazaawaru dapat dibaca dengan memakai tasydid atau takhfif, artinya melencang, dari gua mereka (ke sebelah kanan) ke arah sebelah kanan dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri yakni membiarkan mereka dan melewati mereka hingga sinar matahari sama sekali tidak melewati mereka sedangkan mereka berada di tempat yang luas dalam gua itu, yakni gua yang luas sehingga mereka mendapatkan angin yang segar lagi menyejukan. Itu yakni hal yang telah disebutkan adalah sebagian tanda-tanda Allah, bukti-bukti yang menunjukan akan kekuasaanNya. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk dan barang siapa yang disesatkanNya maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. 18. Dan kamu akan mengira mereka itu seandainya kamu melihat mereka adalah orang-orang yang bangun yakni tidak tidur, karena mata mereka terbuka. Lafal Ayqaazhan adalah bentuk jamak dari lafal tunggal yaqhizhun (padahal mereka adalah orang-orang yang tidur) lafal Ruquudun adalah jamak dari lafal raqidun (dan kami bolak-balikan mereka ke kanan dan ke kiri) supaya daging mereka tidak dimakan oleh tanah, sedangkan anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya kedua kaki depannya di muka pintu gua ke luar mulut gua itu, dan apabila mereka membalikan badannya, maka anjing itu pun berbuat yang sama, ia pun sama tidur dengan mereka walaupun matanya terbuka. Dan jika kamu menyaksikan mereka maka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah hati kamu akan dipenuhi. Lafal muli’ta dapat dibaca mulli’ta (dengan ketakutan terhadap mereka) lafal Ru’ban dapat pula dibaca ru’uban; Allah memelihara mereka dengan menimpakan rasa takut kepada setiap orang yang yang hendak memasuki gua tempat mereka, hingga mereka terpelihara dengan aman. 19. Dan demikianlah yang telah kami perbuat dengan Ashabul kahfi, seperti yang telah kami sebutkan tadi (kami bangunkan mereka, kami bangkitkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri tenang keadaan mereka dan lamnya mereka menetap di dalam gua itu berkatalah seorang di antara mereka ,
 “sudah berapa lamakah kalian tinggal disini?”.
 Mereka menjawab,“Kita berada disini sehari atau setengah hari”
sebab mereka memasuki gua ketika matahari mulai terbit, dan mereka bangun sewaktu matahari terbenam, maka oleh karena itu, mereka menduga bahwa saat itu adalah terbenamnya matahari, kemudian berkata sebagian yang lainnya lagi seraya menyerahkan pengetahuan hal tersebut kepada Allah (Rabb kalian lebih mengetahui berapa lamanya kalian berada disini, maka suruhlah seorang di antara kalian dengan membawa uang perak ini. Lafal wariqikum artinya uang perak ini. Pergi ke kota menurut pendapat lain dikatakan bahwa kota tersebut yang sekarang dinamakan Tharasus. Dan hendaklah dia melihat makanan yang lebih baik, artinya manakah yang makanan di kota yang paling halal maka hendaklah dia membawa makanan itu untuk kalian, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan kalian kepada seorangpun. 20. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempat kalian, niscaya mereka akan melempar kalian dengan batu, niscaya mereka akan membunuh kalian dengan lemparan batu atau memaksa kalian kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kalian tidak akan beruntung yakni jika kalian kembali ke agama mereka selama-lamanya. 21. Dan demikianlah sebagaimana kami bangunkan mereka kami memperlihatkan kepada mereka yakni kaum Ashabul kahfi dan kaum mukminin pada umumnya agar mereka mengetahui, artinya khusus bagi Ashabul kahfi bahwa janji Allah yaitu adanya hari berbangkit benar dengan kesimpulan, bahwa Allah yang maha kuasa mematikan mereka dengan masa yang sangat lama, kemudian mereka tetap utuh sekalipun tanpa makan dan minum, maka Dia maha kuasa pula untuk menghidupkan orang-orang yang telah mati dan bahwa keatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika, lafal Idz ini menjadi maf’ul daripada lafal A’tsarna (orang-orang itu berselisih) orang-orang mukmin dan orang-orang kafir tentang urusan mereka maksudnya mengenai perkara para pemuda itu dalam hal bangunan yang akan didirikan disekitar tempat Ashabul kahfi itu, orang-orang berkata yakni orang-orang kafir dirikanlah di atas gua mereka, disekitar tempat mereka sebuah bangunan untuk menutupi mereka (Rabb mereka lebih mengetahui tentang mereka. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata), yang dimaksud adalah yang menguasai para pemuda tersebut, yaitu orang-orang yang beriman, (“Sesungguhnya kami akan mendirikan di atasnya)yakni di sekitarnya sebuah rumah peribadatan”. Tempat orang-orang melakukan Shalat akhirnya dibuatlah sebuah rumah peribadatan di pintu gua tersebut. 22. Nanti mereka akan mengatakan yaitu orang-orang yang berselisih pendapat di zaman nabi SAW. Tentang bilangan para pemuda itu. Atau dengan kata lain sebagian diantara mereka mengatakan bahwa jumlah mereka ada tiga orang yang keempat adalah anjingnya dan yang lain mengatakan sebagian yang lain mengatakan lima orang dan yang keenam adalah anjingnya kedua pendapat itu dikatakan oleh orang-orang nasrani dari najran sebagai terkaan terhadap barang yang gaib hanya berlandaskan dugaan belaka tanpa bukti yang nyata; kedua pendapat itu hanya main terka saja. Lafal Rajman dinashabkan karena menjadi maf’ul lah artinya sebagai terkaan mereka terhadap barang yang gaib dan yang lain mengatakan yakni orang-orang mukmin jumlah mereka tujuh orang dan yang ke delapan adalah anjingnya. Jumlah ayat ini menjadi mubtada’ sedangkan khabarnya adalah lafal sab’atun dengan ditambahi huruf wawu sesudahnya.menurut pendapat yang lain, berkedudukan menjadi taukid, atau menunjukan menempelnya sifat kepada maushufnya. Dan sifatnya kedua pendapat yang tadi dengan istilah Ar-rajmi yang berarti terkaan, berbeda pendapat yang ketiga sekarang ini adalah pendapat yang shahih dan dibenarkan (katakanlah. “Rabbku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang lebih mengetahui jumlah mereka kecuali sedikit”) sahabat ibnu Abbas r.a mengatakan “saya adalah seorang daripada orang-orang yang sedikit itu.” Selanjutnya ia mengatakan bahwa jumlah mereka ada tujuh orang. Karena itu janganlah kalian bertengkar yakni memperdebatkan tentang hal mereka kecuali pertengkaran yang lahir saja, daripada sebagian apa yang diturunkan kepadamu dan janganlah kamu menanyakan tentangnya maksudnya kamu meminta penjelasan tentang Ashabul kahfi itu dari mereka mempertanyakan kepada sebagian daripada orang-orang ahli kitab, yaitu orang-orang yahudi seseorang pun pada suatu ketika penduduk makkah menanyakan kisah Ashabu kahfi itu, lalu Nabi Saw menjawab “saya akan menceritakannya besok-besok” tanpa memakai kata Insya Allah maka turunlah firman-Nya 23. Dan janganlah kamu sekali-kali mengatakan terhadap sesuatu tentang sesuatu Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi  lafal Ghadan artinya masa mendatang. 24. Kecuali menyebut Insya Allah artinya mengecualikan dengan menggantungkan hal tersebut kepada kehendak Allah, seumpama kamu mengatakan Insya Allah dan ingatlah kepada Rabbmu yaitu kepada kehendakNya jika kamu lupa ini berarti jika kamu ingat sesudah kehendakNya sesudah lupa, sama dengan ingat kehendakNya sewaktu mengatakan hal tersebut. Hasan dan lain-lainnya mengatakan “selagi seseorang masih ada dalam majelisnya” dan katakanlah,”mudah-mudahan Rabbku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat daripada ini yaitu berita tentang Ashabul kahfi untuk menunjukan kebenaran kenabianku kebenarannya yakni petunjuk yang lebih benar, dan Allah memang memperkenankan hal tersebut,. 25. Dan mereka tinggal di dalam gua selama tiga ratus tahun. Lafal mi’atin dibaca dengan memakai harakat tanwin pada akhirnya berkedudukan sebagai athaf bayan yang dikaitkan dengan lafal tsalatsu mi’atin. Perhitungan ini berdasarkan hisab yang berlaku dikalangan Ashabul Kahfi, yaitu berdasarkan hitungan syamsiyah. Dan bila menurut hisab tahun qamriyah berdasarkan yang dilakukan kalangan orang arab, maka akan mertambah sembilan tahun, dan hal ini disebutkan dalam firman selanjutnya yakni ditambah sembilan tahun, yakni 300 syamsiyah=309 qamariyah. 26. Katakanlah Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal di gua daripada orang-orang yang berselisih pendapat tentangnya, sebagaimana yang telah disebutkan tadi, kepunyyan-Nyalah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Ilmu kesemuanya berada pada_Nya. Alangkah terang penglihatan-Nya. Penglihatan Allah, lafal abshar adalah sighat ta’ajub dan alangkah tajam pendengaranNya, pendengaran Allah , demikian pula lafal Asmi’ bihi sama dengan lafal maa asma’hu, dan yang sebelumnya sama dengan lafal maa absharahu, keduanya merupakan ungkapan secara majaz, makna yang dimaksud adalah bahwa tiada sesuatupun yang tidak diketahui oleh penglihatan dan pendengaran Allah SWT. Tidak ada bagi mereka bagi semua penduduk langit dan bumi seorang pelindungpun selain dari pada-Nya seorang yang dapat menolong dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutuNya dalam menetapkan keputusan karena sesungguhnya dia tidak membutuhkan adanya sesuatu. 27. Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Rabb-Mu. Tidak ada seorangpun mengubah kalimat-kalimat-Nya dan engkau tidak mendapat perlindungan selain perlindunganNya.
            Bisa jadi, umur seseorang panjang, namun sedikit manfaatnya, dan bisa jadi umur seseorang pendek, namun banyak manfaatnya. Terkadang, Anda mendapati seseorang yang hidup puluhan tahun, namun tidak ada manfaatnya yang diberikan kepada orang lain, atau sedikit sekali amal ibadahnya kepada Allah SWT. Alangkah ruginya orang seprti ini. Ia diberikan kesempatan hidup yang lama dan panjang untuk meraup pahala yang banyak, namun ia justru menyia-nyiakannya dan tidak mempergunakannya baik-baik. Ada juga di antara manusia yang umurnya bisa dikatakan pendek, namun manfaat yang diberikannya kepada orang lain sungguh luar biasa. Orang seperti ini akan terus diabadikan oleh sejarah dan tidak akan terlupakan. Usia sejarahnya lebih panjang dari usia biologisnya. Cobalah anda perhatikan para rasul, nabi, shalihin dan ‘ulama. Banyak diantara mereka yang meninggal ketika usia muda namun nama mereka terus dikenang sampai saat ini. Umur mereka masih terus dikenang sampai saat ini.



Faryf_Phys14 sabtu, 08-08-15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar